top of page
  • Gambar penulisNopita Sari

Cerita pendek: Lagu Untuk Ayah

Diperbarui: 10 Mei 2019



Azzura Moui Singri, gadis cantik yang berusia 16 tahun. Memiliki suara yang merdu dan juga pintar bermain alat musik. Cita-citanya adalah menjadi penyanyi terkenal, itu juga salah satu impian dari Ayahnya. Moui mendapatkan bakat bermusiknya tersebut dari sang Ayah yang juga memiliki suara yang tak kalah merdunya. Setiap pulang sekolah Moui selalu berlatih alat musik dan be rnyanyi, Moui juga sudah banyak memenangkan lomba-lomba bernyanyi. Dia juga sering mengcover lagu-lagu barat bersama Ayahnya, ada satu lagu yang sering kali ia cover bersama Ayahnya yaitu lagu Christina Perri – Arms, Moui bilang Ayahnya itu kenyamanannya, Ayah itu sahabatnya tapi bukan berarti dia tidak mencintai Ibunya.





Pulangnya Moui dari sekolah, ia bergegas ganti baju dan makan siang lalu pergi ke ruang musik yang khusus Ayahnya buat untuk dia. Karena siang itu Ayahnya belum pulang kerja jadi dia berlatih sendiri dulu. Saat ini Moui sedang memikirkan lagu yang bagus yang akan dia nyanyikan untuk Ayahnya, tak hanya itu Moui juga sibuk berlatih untuk mengikuti kompetisi musik terbesar di Indonesia yang dari dulu ia dan Ayahnya tunggu-tunggu. Moui masih memiliki waktu sekitar 6 bulan lagi untuk hal itu.


Buun, Moui pulangg “sapa moui kepada sang ibu”


Ganti baju dulu sana, makan siangnya udah bunda siapin di meja ya sayang “Jawab Ibu Moui”


SIAP KAPTEN “Jawab Moui dengan sangat semangat”


Setelah Moui membersihkan tubuhnya, ganti baju dan makan siang, sekarang dia berada di ruang Musik.


Hmm, aku harus bisa lolos kompetisi itu. “Ucap Moui kepada dirinya sendiri”


Kalau lolos dan masuk Final, aku mau bawain lagu untuk Ayah, tapi lagu apa yaa? Nanti deh aku pikir lagi, yang penting bisa lolos dulu ya kan hehe “tambahnya lagi”

Lagi-lagi dia menyanyikan lagu “Arms”, Moui bilang lagu ini bisa menyemangati ayahnya.


Jam berganti hari, hari berganti bulan, Moui tak pernah lelah untuk latihan, ayahnya juga tidak pernah lelah untuk menemani anaknya tersebut, Ayahnya selalu bilang, “Moui, kamu harus menyelesaikan apa yang kamu mulai, jadi jangan menyerah ya” itu lah cara ayahnya untuk membuat anaknya agar tidak patah semangat.


Dan tak terasa 6 bulan berlalu dengan sangat cepat, tetapi terkadang bagi Moui yang menantikan hari besar ini sangat lah lama.


Minggu, 25 Februari 2018, hari dimana Moui ikut Audisi yang ia nanti-nanti kan selama ini, cemas, grogi, khawatir, perasaannya benar-benar seperti gado-gado saat ini, dia juga takut jika dia tidak lolos Audisi ini, tapi dia masih punya Ibu dan Ayahnya yang selalu menyemangati dia, perlahan-lahan ia lawan rasa takutnya itu.


AZZURA MOUI SINGRI, namanya di panggil, sekarang adalah gilirannya, Ayah dan Ibunya memberikan semangat sebelum Moui masuk ruangan itu. Hal itu benar-benar mengurangi rasa takut yang saat ini ia rasa. Moui sudah memasuki ruang Audisi, disana sudah terdapat 4 Juri yang berjejer lalu beberapa alat musik beserta stafnya.


AZZURA MOUI SINGRI, nama yang bagus “Ucap salah satu juri”




Hehe terima kasih “jawab Moui”


Nama panggilan kamu apa? “Tanya salah satu juri”


Moui “Jawab Moui dengan senyum khasnya”


Baik lah Moui, umur kamu berapa? “tanya salah satu juri yang lain”


Masuk 17 tahun di tahun ini “Jawab Moui”


Hmm kenapa kamu mau ikut Audisi musik ini? “Tanya sang juri”


Audisi ini adalah salah satu mimpi saya, dan juga jembatan bagi saya untuk bisa menjadi seorang

penyanyi, hal itu juga yang dimimpikan oleh orang tua saya “Ucap Moui”


Kamu mau nyanyiin lagu apa, Moui? “lagi-lagi salah satu juru bertanya”


Christina Perri – Arms “Moui menjawab sambil tersenyum”


Kenapa kamu pilih lagu itu? “Sang juri kembali bertanya”


Karena lagu ini adalah lagu yang sering kali saya nyanyikan bersama Ayah saya, dia adalah kenyamanan saya, sebenarnya…….. (Moui memberikan jeda dalam ucapannya) Ayah saya telah didiagnosa terkena kanker otak stadium 4 tahun lalu dan diperkirakan memiliki kesempatan hidup sebanyak 5%, saya selalu menyanyikan lagu ini untuknya. “Jawab Moui yang saat ini sudah menitikkan air mata”


Are u okay? Tenangkan dirimu terlebih dahulu Moui “jawab sang juri dan meminta salah satu staf memberikan minum kepada Moui”


5 menit kemudian…


Apakah kamu sudah siap, Moui? “tanya juri tersebut”


Iya, sudah ok hehe “Moui menjawab sambil tersenyum seakan tidak terjadi apa-apa”


Baiklah kita mulai yaa “Pinta sang juri”


Musik mulai mengalun, nada-nada mulai terdengar, bait demi bait lagu “Arms” Moui nyanyikan dengan sangat baik, ada juga juri yang terpukau dengan suara Moui, dan Moui menyelesaikan lagu itu dengan sangat baik, para juri sampai berdiri memberikan tepuk tangan untuk Moui. Moui berhasil dan lolos ke tahap selanjutnya, setalah keluar ruangan Moui langsung menemui Bunda dan Ayahnya yang dari tadi sudah menanti anak kesayangannya itu.


Setelah Moui dinyatakan lolos, Moui harus berlatih untuk tahap selanjutnya di panggung besar yang ditonton jutaan orang di Negara ini. Moui tidak pernah mengeluh, walau sebenarnya dia tau pasti akan ada hal yang lebih menyakitkan yang nanti akan terjadi tapi dia tak pernah menampakan wajah sedihnya itu apalagi dihadapan ayahnya.


Mereka menjalankan aktivitas seperti biasa Ayahnya yang tetap berkerja meski dia sakit parah, Moui yang sekolah dan latihan setiap harinya, dan ibunya yang berperan sebagai ibu rumah tangga. 3 bulan, 3 bulan lagi adalah tahap selanjutnya dari audisi musik yang Moui ikuti, Moui sudah menyiapkan lagu yang akan dia bawakan di panggung yang besar itu, yang dia persembahkan lagi-lagi untuk ayahnya.


20 Maret 2018, Ayah Moui berada dititik terendah yang mengharuskannya untuk segera dirawat di Rumah Sakit, sebenarnya Moui dan Bundanya sudah tau hal ini pasti akan terjadi tetapi semangat Ayahnya yang lebih memilih untuk menghabiskan waktu bersama keluarga dan berkerja membuat dia tidak mau dirawat di Rumah Sakit lebih awal. Hari ini, Ayahnya terbaring lemah di ranjang Rumah Sakit, Moui yang melihat hal itu hatinya terasa tercabik-cabik. Tetapi dia tidak mau Ayahnya melihat dia bersedih karena Moui harus tetap melanjutkan audisi itu dan membuat Ayahnya tersenyum bahagia, karena impian Ayahnya dan Moui tercapai, itulah yang Ayah Moui mau dari anaknya tersebut yaitu untuk tetap semangat. Setelah saat itu Moui sering berada di Rumah Sakit untuk menjenguk Ayahnya, tetapi Ayahnya selalu memintanya untuk latihan persiapan ke tahap selanjutnya, dan Ayahnya mengatakan bahwa dia tidak sabar untuk melihat little princess nya itu di Televisi dengan gaun yang cantik dan bernyanyi dengan suara yang merdu. Lagi-lagi Moui mengikuti perintah Ayahnya dan membagi waktu untuk sekolah, latihan dan ke Rumah Sakit, karena dia ingin selalu berada di samping Ayahnya itu sambil menyanyikan lagu Arms yang selalu ia nyanyikan untuk Ayahnya.


Tak terasa waktu berlalu sangat cepat, tibalah saat dimana Moui audisi tahap selanjutnya dan bernyanyi atas panggung yang besar dan juga disiarkan di televisi seluruh yang ada di Negara ini, sehari sebelum audisi Moui masih tetap menjenguk Ayahnya dan meminta Ayahnya untuk melihatnya bernyanyi.


Moui yang sudah siap sejak 1 jam yang lalu menunggu namanya dipanggil, dia hanya ditemani oleh Tantenya kerena Bundanya harus menjaga Ayahnya di Rumah Sakit, Ayah dan Bunda Moui juga sudah menanti-nant penampilan putrinya dari layar Televisi Rumah Sakit mereka semua sama-sama tidak sabar akan hal tersebut.


Dan ya, akhirnya giliran untuk gadis bernama Azzura Moui Singri pun tiba, Moui berjalan menuju panggung yang ditonton ratusan orang di studio tersebut, disana sudah terdapat 4 Juri dan ratusan orang yang bertepuk tangan menyambut kedatangan Moui termasuk kedua orang tuanya yang berada di Rumah Sakit.


Hallo Moui “Sapa salah satu Juri”


Hai “Jawab Moui dengan senyum khasnya”


Hari ini kamu datang bersama siapa? “Tanya salah satu Juri”


Bersama Tante saya “Jawab Moui”


Ohh, lalu orang tuamu? “Tanya Juri itu lagi”


Orang tua saya sedang memantau saya dari Televisi Rumah Sakit, karena Ayah saya sedang dirawat “Jawab Moui”


Ohh I see “Jawab Juri tersebut”


Tiba-tiba layar yang berada di belakang Moui menampilkan wajah Ayah dan Ibunya yang sedang berada di Rumah Sakit, ternyata staff dari tempat Audisi tersebut sudah berada disana dan sudah merencanakan hal ini. Di layar tersebut terpampang jelas Ayah Moui yang sudah sangat kurus, Moui lagi-lagi tak bisa menahan air matanya untuk jatuh tetapi tetap tersenyum melihat Ayahnya, tak sedikit penonton yang menyaksikan hal tersebut menangis karena terharu.


Moui, little princess Ayah bernyanyilah dengan baik ntah bagaimana hasilnya, jangan pernah patah semangat, ingat kamu harus menyelesaikan apa yang sudah kamu mulai. Nak, Ayah akan memantau pun dari sini, jadi kamu harus tetap semangat ya, kamu sangat cantik menggunakan dress tersebut, putri Ayah akan menjadi Princess seutuhnya hehe. “pesan ayah Moui”


Moui yang mendengar pesan ayahnya tersebut lagi-lagi menangis tetapi secepat kilat dia menghapus air matanya. Siap, Raja Alfaresku “Jawab Moui sambil tersenyum untuk ayahnya”.

Setelah itu layar tersebut mati dan kembali seperti awal,.


Kamu akan menyanyikan lagu apa Moui? “Tanya salah satu Juri”


Dad dari Neele Ternes, lagu ini saya persembahkan untuk Ayah saya yang sedang berjuang di Rumah Sakit “Jawab Moui”


Baiklah, ayo kita mulai “Jawab Juri tersebut”


Moui menarik nafasnya dalam-dalam untuk menenangkannya, Musik pun dimulai dan Moui mulai bernyanyi dengan persaannya yang tulus agar lagu yang ia nyanyika tersampaikan dengan baik.




“I never told you how How much you mean to me What in the world I would do I just never made it through to you, oh, to you”


Ayah dan ibunya tak melepas pandangannya dari layar Televisi, dan tanpa mereka sadari mereka menitikan air mata.


“There goes a day, there goes a week So many goals I had to reach The more I did, the less I cared The more I miss the love you’ve shared If life is a song, somehow it’s sad I don’t know the words without you, Dad You’ve been on my mind all the time And I’m missing you”

Ayah Moui seketika kejang-kejang, Ibunya yang panik langsung memanggil dokter, dokter yang mendengar hal tersebut segera berlari keruangan Ayah Moui.


“Home used to be just some walls that I know But the truth is home means nothing without you Truth is my home means nothing without you”


Ayah Moui masih kejang-kejang dan saat ini dalam penanangan Dokter, dan Ibu Moui dengan wajah yang tak lagi dapat di deskripsikan menunggu di luar ruangan dan mondar-mandir tidak tentu arah sambil berdo’a agar keajaiban datang. Detak jantung Ayah Moui semakin melemah, alat pendeteksi detak jantung menunjukkan angka yang semakin menurun dan frekuensi yang semakin rendah. Dokter dengan sigap menyiapkan alat pacu Jantung untuk memancing detak Jantung Ayahnya Moui, Ibu Moui yang semakin khawatir.


Disisi lain Moui masih terus bernyanyi…


“So I got to say: Won`t you grow old Cause it's you that I want to last As long as I need you here And I'm begging you, daddy please don`t leave You once told your little girl You're unbreakable


Suasana di Rumah Sakit sangat tegang, kringat Dokter dan beberapa asistennya bercucuran dan berusaha agar Ayah Moui bisa bertahan.


“There goes a month, there goes a year So many things out there I fear You helped me up when I was down You taught me how to stand my ground This life is a song, happy and sad And I don`t want to sing without you dad Maybe it's selfish when I say these words But I'm missing you” Home used to be just some walls that I knew But the truth is that home means nothing without you”


Ayah Moui sedang berjuang saat ini…


Dan Moui Masih terus bernyanyi…


“So I got to say: Won`t you grow old Cause it's you that I want to last As long as I need you here And I'm begging you, daddy please don`t leave You once told your little girl”


Takdir berkata lain, Allah telah memanggil Ayah Moui untuk berada disisiNya.


“Oooh, oooh, oooh The truth is my home means nothing without you”


Dan Moui berhasil menyelesaikan lagu yang ia bawakan dan menitikan air matanya di akhir bait lagu tersebut, Moui yang tidak tau apa yang terjadi tetapi perasaannya saat ini semakin kacau, dan tak lagi bisa menahan diri untuk menangis, MC yang melihat hal tersebut langsung memberikan minum kepada Moui dan beberapa saat kemudian salah satu staff membisikan sesuatu kepada MC dan MC pun berbicara, sebelumnya Saya minta maaf, kita mendapat kabar duka dari Rumah Sakit, telah berpulangnya Ayah dari Azzura Moui Singri beberapa saat yang lalu.”Ucap sang MC yang juga sudah tak sanggup menahan air mata”


Moui yang mendengar hal tersebut langsung menangis histeris dan berlari turun panggung dan segera menuju Rumah Sakit, para staff mengantarkan Moui, dalam perjalanan Moui semakin menangis terisak-isak dan mengutuk dirinya sendiri yang tak berada disamping Ayahnya saat Ayahnya sekarat dan berjuang hingga akhir, Moui benar-benar menyalahkan dirinya dan berharap seandainya saja dia bersama Ayahnya di detik-detik terakhir. Tak butuh waktu lama mobil yang ditumpangi Moui sampai di Rumah sakit, Moui langsung segera membuka pintu dan berlari ke ruangan Ayahnya, setibanya di pintu ruangan yang terbuka itu yang ia lihat hanyalah tubuh ayahnya yang terbaring di ranjang yang diselimuti kain putih dan tak bergerak meski digoyangkan oleh Ibu Moui, lalu yang ia dengar hanyalah tangisan Ibunya yang berada disamping ranjang Ayah Moui. Sesak, dada Moui benar-benar sesak, waktu seakan benar-benar berhenti lututnya melemah dan tak mampu lagi menompang tubuhnya. Moui terduduk diambang-ambang pintu ruangan Ayahnya, Ibunya yang melihat hal tersebut langsung memeluk putrinya.





Note:

Cerita ini terinspirasi dari kisah nyata yang telah di modifikasi

All of pictures from google

46 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Comentarios


bottom of page